BERAUVISION. COM, ANJUNG REDEB – Sejumlah buruh yang tergabung dari beberapa aliansi buruh di Kabupaten Berau, menggelar aksi unjuk rasa menuntut kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) Berau 2021 di depan Kantor Bupati Berau, Kamis (19/11/2020). Diketahui, untuk UMK tahun 2021 nilainya sama dengan UMK 2020, yang artinya tidak ada kenaikan.
Sekretaris Dewan Pengurus Cabang Federasi Konstruksi Umum dan Informasi Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC FKUI KSBSI), Samsul Bahri, mengatakan UMK 2021 seharusnya mengalami kenaikan. Apalagi harga barang tidak sama disetiap willayah di Kabupaten Berau. Serta harga barang terutama bahan pokok yang terus naik.
“Karena ini menyangkut masalah buruh terutama di perkebunan sawit, kita sepakati UMK 2021 wajib naik,” ujarnya.
Samsul menyebut, dalam dengar pendapat antara perwakilan buruh dengan Pemerintah Kabupaten Berau, pihaknya datang untuk meminta kejelasan mengenai UMK. Apakah telah disetujui dan ditandatangani oleh Gubernur atau belum.
“Tapi diundang lagi hari Rabu (25/11/2020), untuk mendapatkan jawaban apakah sudah disetujui atau belum. Namun kami menolak,” bebernya.
Menurut Samsul, disahkannya besaran upah minimum provinsi (UMP), bukan menjadi dasar untuk tidak menaikkan UMK Berau. UMK harus naik berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL). Sesuai dengan isi dari Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 21 Tahun 2016 tentang kebutuhan hidup layak.
“Ini sudah lima tahun, sudah waktunya upah naik. Saya mendapatkan data dari Diskoperindag, harga-harga barang itu ada yang naik. Sehingga menjadi patokan bagi kami para buruh untuk meminta kenaikan upah,” kata dia.
Sebenarnya aksi akan berlanjut ke DPRD Berau. Namun karena masih pandemi dan massa mulai tidak mematuhi protokol kesehatan. Kepolisian akhirnya membubarkan massa. Beruntung keadaan tidak menjadi ricuh saat pembubaran. Namun, ada beberapa massa yang merasa kurang puas dengan aksi hari ini.
“Kita merasa kecewa. Kita sudah jauh-jauh datang tapi hasilnya nihil,” ujar Andi Rusdiansyah, salah satu aksi unjuk rasa.
Para buruh berharap agak pemerintah bisa lebih kooperatif dan sudah bersiap jauh-jauh hari jika ada tuntutan seperti ini.
“Karena pihak terkait yang sudah jauh-jauh hari kita tunggu malah tidak datang,” tukasnya.
Penulis : Dewi
Editor : Sofy