BERAUVISION COM, TANJUNG REDEB – Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dengan proses tawar-menawar didalamnya.
Namun, apa jadi nya bila pasar yang dikenal sebagai pasar terbesar di Kalimantan Timur memiliki tempat parkir yang cukup luas tapi tidak tertata dengan baik?
Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) yang terletak di Jl. HARM Ayoeb, Teluk Bayur, Berau, adalah salah satunya. Pasar yang disebut-sebut sebagai pasar terbesar di Indonesia itu memiliki luas kurang lebih 7 Ha. Namun sangat disayangkan penataan parkir yang semerawut yang tidak jarang mengakibatkan kemacetan didalam pasar tersebut.
Kepala Pengelola Pasar Sanggam Adji Dilayas Salehuddin mengatakan, Pihaknya terus berupaya menertibkan pengendara sepeda motor yang parkir sembarangan dengan meletkan motor pengunjung di area parkir yang telah disediakan.
Salehuddin menjelaskan tujuan dari penataan parkir secara rapi adalah demi kebaikan bersama, tetapi untuk saat ini masih belum memungkinkan. Sehingga dirinya mengambil sikap selaku pelaksana teknis berupaya penataan parkir terakomudir.
“Prinsip kami menekan kan kepada anggota petugas bahwa yang penting diamankan adalah lumbung lumbung atau daerah daerah yang dapat menghambat kelancaran kendaraan umum” Ucap Salehuddin, Jumat (30/10/2020).
“Ada memang kemacetan tetapi hanya menit menit tertentu saja, memang secara pandangan ada ketidak elokan atau ketidak baikan seperti yang banyak dikeluhkan masyarakat itu hanya dari bebrapa masyrakat yang masih belum memahami hikma atau suasana didalam pasar,” tambahnya.
“Kita bisa bandingkan dengan luas 7,5 Hektar di back up dengan 20 petugas parkir. 20 petugas parkir itu pun dibagi menjadi 2 shift, pagi dan sore. Artinya 10 per 10, 10 petugas parkir dengan luas 7,5 Hektar dengan tidak diaturnya lumbung-lumbung tertentu, sehingga parkir itu menjadi tidak tertata,” jelasnya.
“Kami selalu menghimbau kepada masyarakat terutama pengunjung pasar lewat mikrofon untuk membantu kita parkir yang rapi pada tempat dimana anda mau parkir. Artinya apa sebenarnya disisi kiri dan kanan pasar ini kan bukan untuk parkir tetapi itulah yang terjadi” Imbuhnya.
Polemik permasalahan parkir Pasar Adji Dilayas memang telah lama terjadi, mulai dari penataannya bahkan tidak sedikit pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 pun memarkir sembarangan kendaraannya.
Lanjut Salehuddin, pihak nya berusaha mengambil kebijakan dengan memberikan kebebasan terbatas atau kebebasan yang pantas bagi pengunjung sehingga pengunjung banyak masuk kepasar, karena pioritas pengelolah pasar meningkatkan kesejahteraan pasar dan para pedagang.
“Ketika pengunjung ini ada halangan ada sesuatu, baik mengenai peraturan pakirnya yang membut pengunjungb tidak masuk kedalam pasar maka menjadi satu kerugian bagi kita,” ujarnya.
“Intinya bagaiman kita mensejhterakan pedagang ini adalah dengan bebrapa langkah yang kita ambil yaitu bagaimana pasar ini selalu terjaga bersih, bagaiman pasar ini tertib dan aman, bagaiman pasar ini parkiranya tidak buntu atau tidak macet,“ pungkasnya.
Penulis: Lalu Ridwan
Editor : Tim