BERAUVISION.COM, BATU PUTIH – Meski tim gabungan telah menghentikan pencarian terhadap Angkis, wanita berumur 70 tahun yang dinyatakan hilang sejak Senin (5/10/2020) lalu.
Pihak keluarga tetap bersikukuh mencari korban dengan menggunakan pawang buaya.
Mudzakkir, Camat Batu Putih, mengatakan tim gabungan telah melakukan pencarian selama tiga hari namun tidak membuahkan hasil.
“Namun pihak keluarga disini tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memanggil pawang-pawang yang ada di Berau maupun Kalimantan Utara,” ujarnya.
Lanjutnya, dirinya mendapat informasi dari pihak keluar bahwa pawang dari Bulungan telah menemukan buaya yang memangsa korban.
“Posisi buaya di muara Berau sedang berada di pantai korban ditemukan sekitar jam 4 dini hari dikeluarkan dari perut buaya. Anggota tubuh yang ditemukan bagian kaki hingga paha,” ungkapnya.
Saat ini, potongan tubuh korban telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Meski begitu, keluarga korban belum meyakini potongan tersebut benar-benar milik korban.
“Untuk memastikan bahwa organ yang ditemukan benar-benar milik korban, pihak keluarga mengambil sampel untuk di cocokkan DNA secara pribadi dengan menghubungi pihak rumah sakit,” bebernya.
Basri, pawang buaya yang didatangkan langsung dari Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, mengaku menemukan buaya yang memangsa korban pada Selasa (20/10/2020) sekitar pukul 04.00 wita.
“Itu pas hari kelimabelas, kita ambil korban dari buaya. Kita bunuh buayanya, karena posisi korban di perut buaya. Usai kita ambil, buayanya langsung kita kubur,” ungkapnya.
Diketahui, yang ditemukan ternyata potongan tubuh bagian kaki hingga paha yang diyakini merupakan milik korban.
Mengenai cara menemukan korban tersebut, Basri menyebut hal tersebut merupakan rahasia pawang.
“Itu rahasia. Namun, didalam badan buaya itu ada suatu barang. Kalau orang kampung bilangnya itu barang halus,” ujarnya.
Menurut Basri, ada dua kemungkinan mengapa korban dimangsa buaya. Namun lagi-lagi hal tersebut dirahasiakan.
“Namun kemungkinan lainnya adalah dia sedang kepuhunan,” ujarnya.
Kepuhunan adalah sebuah mitos masyarakat lokal di Kalimantan, istilah ini digunakan ketika seseorang ingin pergi ditawari makan dan minum tetapi tidak mengindahkan dan akhirnya tertimpa musibah.
Penulis : Sof/Amad Dj
Editor : Tim