BERAUVISION.COM, TANJUNG REDEB – Melihat perkembangan pembangunan yang selama ini berharap besar pada Dana Bagi Hasil (DBH), DPRD Berau meminta kepada Pemkab Berau agar jangan lagi bergantung pada sektor hasil sumber daya alam seperti batubara. Salah satu solusinya adalah, mengembangkan sektor wisata yang dinilai cukup menjanjikan, mengingat Berau sebagai sentra wisata di Kaltim.
Melejitnya pariwisata Kabupaten Berau di dalam dan luar negeri tidak lepas dari kuatnya masyarakat desa wisata dalam mengamankan local wisdom (kearifan lokal) dan mempertahankan kukuhnya nilai-nilai budaya.
Dua elemen perekat tersebut rentan dikikis perkembangan zaman dan pesatnya teknologi.
Namun, di Kabupaten Berau, dua elemen itu masih terus terpelihara oleh masyarakat wisata yang menerapkan konsep pariwisata berbasis masyarakat.
“Inilah yang membuat saya bangga dengan masyarakat Berau. Terutama para pemudanya yang begitu kreatif mengolah potensi wisata di kampung masing – masing, seperti pesta adat Mag Jamu di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan pulau Dearwan,” kata Pjs Bupati Muhammad Ramadhan.
Ramadhan melanjutkan, dengan kukuhnya masyarakat wisata, khususnya dalam memegang nilai-nilai arif peninggalan masa lalu yang diwujudkan di masa kini, selain membuat taraf perekonomian meningkat, juga mampu menjadi benteng urbanisasi.
Di daerah lain, daerahnya yang identik dengan segala keterbatasan dan menjadi pemicu urbanisasi para pemuda ke kota besar. Tetapi, dengan adanya program optimalisasi pariwisata berbasis masyarakat dan bertumpu pada budaya dan local wisdom, Kabupaten Berau mampu melahirkan ikon wisata berbeda.
“Budaya dan nilai-nilai lokal ini menjadi daya bagi sektor pariwisata. Perlu diketahui bahwa namanya pariwisata bukan hanya menjual keindahan alam saja. Budaya, local wisdom, kuliner dan lainnya juga bisa dikemas jadi wisata, ” tegas Ramadhan.
Karena itu menurutnya kreativitas para pemudanya harus terus dikembangkan.
” Yakinlah, hasilnya pasti akan berdampak terhadap masyarakat. Dengan catatan tanpa menghilangkan nilai budaya, adat istiadat dan local wisdom-nya,” ungkapnya.
Artinya, walau di tengah gempuran kemajuan zaman dan semakin berubahnya konsep pariwisata ke arah modern, tidak membuat masyarakat wisata di Kabupaten Berau meninggalkan warisan nilai masa lalunya.
Itulah yang membuat pariwisata di Kabupaten Berau menjadi semakin moncer di dalam dan luar negeri.
“Harmonisasi industri dan nilai leluhur berjalan seiring. Ini yang akan menjadi kekuatan pariwisata di Bumi Batiwakkal,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Dewi
Editor : Tim