BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Penetapan dan Penunjukan Pengelolaan Ekosistem Mangrove secara berkelanjutan dan berbasis Masyarakat pada Areal Penggunaan lain di Kampung Tembudan. Penyerahan SK juga dilakukan di Ruang Kakaban, Kantor Bupati Berau.
Program tersebut memberikan manfaat dan kepastian hukum bagi keberlangsungan ekosistem hayati khususnya vegetasi mangrove yang di Kampung Tembudan. Sebagaimana yang diketahui bahwa ekosistem pesisir yang masih terjaga dan kondisi nya masih cukup baik di Berau itu adalah mangrove.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menyampaikan, luas mangrove di Kabupaten Berau adalah seluas 86 ribu hektar. Untuk versi yang sekarang ini di Kampung Tembudan adalah 55 hektar yang tersebar di berbagai kepulauan kecil di Kabupaten Berau.
Kesempatan itu juga merupakan sebuah ekowisata yang luar biasa berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Dijelaskannya bahwa ekowisata berkelanjutan tersebut menjadi perhatian juga untuk menyelesaikan 26 desa yang belum teraliri listrik dan langsung menegur kepala PLN pusat untuk segera merealisasikan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau juga memberikan perhatian kepada mangrove tersebut karena sangat luar biasa. sehingga kampung-kampung yang belum teraliri listrik pun menjadi perhatian mereka, ditambah lagi dengan keseriusan untuk mengelola ekowisata mangrove yang tidak hanya di Kampung Tembudan saja.
“Untuk menseriusi lagi ekowisata mangrove yang ada di Kampung Tembudan harus terus ditingkatkan, Pemkab Berau akan terus mendukungnya,” ucap Sri pada Senin (30/1/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Berau, Dahniar Ratnawati juga menyampaikan, pihaknya mendukung juga dalam perawatan dan realisasi terhadap mangrove di Kampung Tembudan, tidak hanya di Kampung Tembudan namun semua area mangrove yang ada di Kabupaten Berau yang terbagi di beberapa pulau.
“Peningkatan ini perlu dorongan yang maksimal, karena kita Kabupaten Berau adalah pemilik mangrove yang sangat luas, dan mangrove memiliki fungsi untuk menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di laut. Manfaat hutan mangrove bagi kehidupan adalah akan menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih,” jelasnya.
Pada penyerahan SK ini Kadis Perikanan tersebut juga mengatakan bahwa pemeliharaan dan pengembangan pada Mangrove sangatlah penting, Bukan hanya untuk menarik wisatawan, Namun menjaga laut atau bibiran pada pulau-pulau bisa menjadi lebih terjaga dengan baik.
“Kami beserta Pemkab Berau akan terus mendukung perkembangan ini, bukan hanya di satu titik Mangrove, Namun seluruh Pulau di Kabupaten Berau yang memiliki Mangrove akan terus kita dukung dalam pelestarian dan Perkembangan nya,” katanya.
“Menjaga alam, membuat terjaga terus yang berkelanjutan dan menarik wisatawan agar lebih mengenal hutan Mangrove di Kalimantan terutama di Kabupaten Berau,” pungkasnya.
Penulis : Roy
Editor : TIM