Foto M Ichsan Rapi
BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Menurut Wakil Ketua Fraksi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, M Ichsan Rapi, bahwa pelaksanaan Kurikulum Merdeka bagus, akan tetapi khusus di jenjang Sekolah Dasar (SD) harap dievaluasi.
Kenapa demikian, karena penerapan kurikulum tersebut sering kali menimbulkan beban bagi orang tua siswa, yang seharusnya tidak terjadi. “Saya melihat banyak keluhan dari orang tua terkait tugas anak-anak SD yang harus dikerjakan oleh mereka. Tugas-tugas sekolah sekarang bukan seperti tugas SD pada umumnya. Misalnya, saat pawai budaya, semua siswa diliburkan, tapi mereka tetap diwajibkan membuat laporan, bahkan menyerupai proposal dan makalah. Ini bukan pendekatan yang tepat untuk anak-anak SD,” jelas Ichsan Rapi, Jumat (25/10/2024).
Beliau menekankan bahwa pada jenjang pendidikan dasar, anak-anak seharusnya lebih fokus pada bermain dan belajar sesuai kapasitas mereka, tanpa tekanan yang berlebihan. “Anak-anak ini seharusnya belajar dengan cara yang menyenangkan. Jangan sampai mereka dipaksa dengan tugas yang terlalu berat. Pendekatan yang lebih santai dan sesuai dengan usia mereka sangat penting. Kalau melihat pengalaman orang tua dari diberlakukannya kurikulum merdeka, terutama untuk anak SD kelas 1 sampai dengan 3, tugas tugasnya cukup berat,” katanya lagi.
Ichsan Rapi juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua dalam mendukung proses pendidikan anak. “Peran serta orang tua memang penting, tapi bukan berarti semua tugas anak harus dikerjakan oleh orang tua. Kita perlu ada komunikasi yang jelas antara pihak sekolah dan orang tua. Orang tua harus tahu semua kegiatan anaknya di sekolah, tapi jangan sampai mereka merasa kewalahan karena terlalu banyak tugas anandanya supaya bisa menyelesaikan akhirnya orang tua yang turun tangan, ini jadi beban bagi ortu,” ujarnya.
Lanjut Dewan yang akrab disapa Icang tersebut, ia santa berharap, kedepannya pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Bumi Batiwakkal bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di SD, dengan pendekatan yang lebih ramah anak dan tidak menekan baik siswa maupun orang tua. (Adv)