BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Sekitar pertengahan Oktober, dalam perjalanan kampanye ke pesisir bersama para sahabat Sakirman dan Jasmine Hambali di dalam mobil berdiskusi Bagaimana pasangan Sri Juniarsih Maksir dan Gamalis Hafidz bisa menang dalam Pilkada ini??
Salah satu kesimpulan dari diskusi itu muncul anekdot “kalau kita menang, bukan hanya mereka yang kaget, tapi kita juga ikut kaget” hasil diskusi ini di sampaikan ke timses dan relawan. Bahkan ada yang marah, tertawa dan ada juga yang bertambah semangatnya untuk mencari suara (kampanye).
Beratnya tantangan ekseternal dan problem dinamika internal yang menguras tenaga, pikiran dan biaya membuat pasangan ini di pandang sebelah mata.
Tantangan eksternal itu di antaranya di atas kertas paslon pesaing di dukung parpol pemenang pemilu, jaringan infrastruktur sampai level bawah, finansial yang cukup di tambah lagi dukungan tokoh kharismatik Kabupaten Berau Bapak Makmur yang turun langsung berkampanye.
Disisi lain, dinamika internal tak kunjung selesai. Dalam sejarah pilkada 2020 ini, mungkin ini satu satunya paslon yang sempat berganti pasangan sebanyak tiga kali, pertengahan tahun 2019 pasangan MURI (Muharram-Sari) telah melakukan konslidasi bahkan sudah membentuk timses sampai level RT, tapi Sari tidak mendapat rekomendasi dari partainya, dan sebagai seorang yang loyal pada partai dia memilih untuk tidak maju.
Di tengah ke galaun itu dan di hari-hari terakhir pengurusan rekomendasi terbentuklah pasangan Muharram-Gamalis. “Baru berumur dua minggu dan sehari setelah pendaftaran di KPU, Pak Muharram terkena Covid dan akhirnya meninggalkan kita semua,”.
Parpol, Timses dan relawan dikasih waktu satu Minggu untuk mencari penganti, ini juga merupakan masa-masa sulit dan harus mengambil keputusan agar pasangan ini tetap jalan, dengan banyak pertimbangan akhirnya pasangan Sri-Gamalis di daftarkan dan dinyatakan sebagai paslon dengan no urut 2.
Masa-masa kampanye adalah masa penentuan dalam sebuah proses pemilu, setidaknya ada tiga tahapan dalam kampanye;
Pertama pemetaan suara, dalam beberapa survey mulai dari Muri (Muharram-Sari) Vs paslon (Seri marawiyah-agus tantomo) melawan 65 %vs 20 %dan swing voter 15 %, Ragam (Muharram-Gamalis) Vs Seri-Agus, 55% vs 25% dan swing voter 20% dan survey Sri-Gamalis Vs, paslon seri-agus tantomo 45 % Vs 30 % dan swing voter 25 % survey ini jelas terlihat bahwa ada stagnisasi elektabilitas paslon seri-agus tantomo, disisi lain survey juga mampu memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi suara dan apa saja yang bisa di lakukan untuk mendapatkan suara, pemetaan juga berfungsi untuk membuat pesan kampanye atau narasi apa yang cocok.
Kedua, pencairan suara ada banyak yang dilakukan dalam proses pencairan suara mulai kampanye konvensional (sosialisasi), setidaknya ada 470 pertemuan yang dilakukan oleh paslon 02 diluar yang dilalukukan oleh timses atau jurkam, door to door di zona satu setidaknya kurang lebih 32 ribu rumah dilakukan door to door, canvasing dilakukan di 50 ribu rumah di kawasan padat dan pengunaan media sosial, di era teknologi kampanye medsos bisa menjadi penentu dan banyak mengaet suara dan trakhir attacing (menggerus suara lawan, harus ada strategi untuk meraih suara lawan atau setidaknya mampu mempertahankan suara dari gempuran lawan).
Ketiga, penjagaan suara; dalam kampanye setelah suara di dapatkan timses harus mampu mengawal dan menjaga suara hingga benar2 mencapai kemenangan.
Untuk menjalankan tahapan kampanye tersebut diperlukan stategi dan manajemen kampanye agar proses kampanye berjalan efektif dan efesien hal ini karna terbatasnya waktu dan uang, dengan strategi yang handal dan manajemen kampanye yang solid dan sistematis itulah menjadi kunci kemenangan sri junarsih dan gamalis, selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemenangan sri junairsih-gamalis,
- Kekuatan Narasi Kampanye, sejatinya politik adalah pertarungan ide dan gagasan bukan pertarungan modal.Politik adalah persepsi dan persepsi bisa dibangun lewat narasi, semakin kuat persamaan persepsi antaran calon dan pemilih maka semakin besar untuk keterpilihan calon tersebut, salah satu narasi yang kuat dalam kampanye sri-gamalis adalah komitmenya dalam menolak politik uang di tambah lagi program yang ditawarkan menyentuh semua lapisan masyarakat kabupaten berau, pasangan ini memberikan pesan kepada masyarakat berau bahwa politik uang harus di tolok agar 18 program ini bisa berjalan dan pesan kampanye di dsain dalam semua atribut dan kegiatan kampanye yang dibuat, disisi lain narasi ini juga jadi pembeda dengan paslon sainganya. Dengan strategi dan taktik konsultan politik sri-gamalis (Eko-SRN) mampu merancang dan membuat skema narasi kampanye yang terukur dan sistematis bahkan mampu membuat spin doctor yaitu kemampuan memutar/men “spin” opini yang dilakukan lawan. Proses men-spin ini memiliki arus balik ke lawan dan menjadi positif di paslon 02, contoh opini program unggulan yang tdk realistis bisa di putar menjadi isu program lawan yang abstrak (dalam sosialisasi), isu ketidakmampuan cabup 02 di jawab dengan orasi dan retorika debat yang mempuni,.isu gurita PL misalkan mampu di putar menjadi isu kekerasan.
- Mobilitas serangan darat, massifnya gerakan kampanye yang dilakukan dalam bentuk pertemuan (sosilisasi),door to door dan canvansing membuat hampir semua pesan kampanye sampai kepada pemilih sampai level terendah meskipun tidak semua kampung didatangi tapi setidaknya hampir semua rumah medapatkan brosur dan stiker dari pasangan sri gamalis ditambah lagi sebulan sebelum pencoblosan di bentuk forum rembuk warga dilevel RT (zona 1) dan kampung sebagai jalur distribusi pesan kampanye sekaligus perekam informasi yang bredar di masyarakat untuk disampaikan ke tim pemenagan untuk dikelola menjadi suara.
- Pengunaan medsos, harus di akui di era pandemi medsos jadi media kampanye paling efektif dalam mempengaruhi suara, tapi harus diorganisir dengan rapi tidak seporadis , dalam sebuah laporan pengguna medsos (facebook) di berau ini kurang lebih 88.000 orang dan dalam bulan oktober percakapan positif terkait sri junarsih-gamalis mencapai 80%, pasukan udara (relawan medsos)paslon sri-gamalis menjadi kekuatan tersendiri dalam menentukan kemenangan. Ini juga menjadi senjata utama dalam gerakan membangun opini dimasyarakat karna dalam catatan surve 33% pemilih mengetahui informasi pilkada melalui medsos.
- Kerja Keras para Relawan,kehadiran relawan disisi lain bisa menambah kekuatan, tapi kalau tidak dikelola dengan baik dia bisa menjadi bumerang, relawan yang tergabung dalam pendukung sri-gamalis adalah para pekerja politik yang ikhlas dan totalitas mereka tangguh dalam semuan pertempuran politik, tidak ada satupun dari mereka yang berbalik haluan .dengan perlengkapan seadanya dan biaya relatif kecil mereka mampu bekerja maksimal, bayangkan saja dalam waktu 3 hari mampu membagi kalender dan surat cinta dri ummy untuk 50 ribu rumah di zona satu, dan kekuatan relawan semakin dahsyat ketika menghalau gerakan money politik, mereka terus bertambah dan berlipat karna mereka sadar betul inilah musuh utama pilkada kali ini, kalau ini bisa dilumpuhkan maka kemenagan akan diraih. Soliditas tim relawan dan partai pendukung serta komponen yang ada menjadi salah satu point penentu kemenangan Sri-Gamalis.
- Kemenangan debat, debat mejadi salah satu penentu kemenangan sri gamalis, sosok yang awalnya kapasitasnya diragukan berbalik di banggakan, awalnya pemilih yang ragu-ragu menjadi pemilih pasti. Dalam debat juga muncul narasi Uang Rakyat,Untuk Rakyat sebuah gimick yang dilakukan menjadi pembeda sekaligus awal kemenagan sri junarsih di hati pemilih.
- Tsunami Politik, salah satu masa krusial dalam kampanye adalah 3 hari menjelang pemilihan. Di kota Medan 3 hari menjelang Pilkada terjadi banjir besar sehingga incambent banyak kehilangan suara, karna di tiga hari tersebut sebagian besar swing voters menentukan pilihannya. salah satu tsunami politik di kabupaten berau di tengarai adanya peristiwa kekerasan menjelang pelaksanaan pilkada. Biasanya kekuasaan berbanding terbalik dengan kekerasan, pengunaan kekerasan sering dilakukan karna kekuasaan yang terancam, orang tidak akan memberikan kekuasan (memilih) ketika mereka sadar bahwa kelak dirinya di atur oleh kekerasan.
Dalam kondisi sosiologis masyarakat berau yang ramah,berbudaya dan beragam, peristiwa kekerasan tersebut setidaknya menjadi referensi pemilih dalam mentukan hak pilihnya trutama bagi mereka yang masi ragu dan belum menentukan pilihanya
Selain itu juga banyak yang berperan dalam kemenangan Sri-Gamalis, ada orang-orang bekerja tapi tak terlihat dan tak pernah mendengar tepuk tangan dan yang paling penting adalah kekuatan doa dibarengi kerja keras dan ikhlas karena sejatinya politik adalah seni, seni mengelola ketidak mungkinan menjadi kemungkinan.
Debur Ombak Pesisir, 13 Desember 2020
Penulis : Abdul Waris, Tim Pemenangan 02 Dari Partai Demokrat
Editor : Tim