BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – COVID-19 menyerang berbagai aspek, termasuk ekonomi. Akibatnya, banyak perusahaan harus gulung tikar dan banyak karyawan harus di PHK (pemutusan hak kerja) karena di libas pandemi. Dengan hilangnya sumber pendapatan, orang harus memutar otak untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Berbagai hal terpaksa dilakukan, termasuk melakukan tindakan kriminalitas.
Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo melalui Paur Humas Iptu Suradi menyebut kasus pencurian di tahun 2020 meningkat pesat dibanding pada 2019 lalu.
“Tahun 2020 total ada 84 kasus pencurian. Dengan 57 laporan kasus curat (pencurian dengan pemberatan), 24 laporan pencurian kendaraan bermotor, serta 3 kasus pencurian lainnya,” ujar Suradi, Jumat (8/1/2021).
“Sedangkan pada 2019 hanya ada 43 kasus pencurian secara keseluruhan,” tambahnya.
Diungkapkan Suradi, alasan pelaku sampai melakukan pencurian karena tuntutan ekonomi. Tidak adanya penghasilan membuat orang terpaksa mencuri.
“Selama pandemi ‘kan banyak yang kehilangan mata pencahariannya. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup jadi pemicu pelaku terpaksa mencuri,” bebernya.
Selain kasus pencurian, kasus kekerasan baik kekerasan di muka umum, kekerasan seksual maupun kekerasan dalam rumah tangga juga cukup meningkat. Di tahun 2020 saja, ada 22 kasus. Mulai dari kekerasan, penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual dan lainnya.
“Pemicu nya karena stress akibat himpitan ekonomi. Karena tidak ada penghasilan, ekonomi susah, kebutuhan hidup tak tercukupi, hingga membuat rumah tangga hancur,” ungkapnya.
kasus kekerasan dan penganiayaan, ungkap Suradi, karena pelaku merasa stress dengan keadaannya. Ia menyebut, faktor perceraian juga menyebabkan kasus pelecehan seksual terjadi.
“Suami tidak ada pekerjaan, bagaimana bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari? Meski ada uang pesangon, pada akhirnya itu akan habis dan suami harus banting tulang mencukupi kebutuhan harian,” ujarnya.
“Persoalan ekonomi juga bisa memicu terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Pasangan yang tak tahan dengan himpitan ekonomi itu akhirnya bercerai. Jadinya, bukan hanya kebutuhan pangan yang kurang, kebutuhan seksual pun turut hilang. Maka terjadilah kasus kekerasan atau pelecehan seksual,” pungkasnya.
Penulis : Sofy
Editor : Tim