BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Tidak mudah membangun isolasi terpusat (isoter) di Berau, apalagi kondisi lokasi tidak seperti ibu kota provinsi. Hal itu ungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi, Rabu (11/8/2021).
Selain fasilitas yang tidak begitu lengkap, Iswahyudi mengatakan perlu waktu dan pemilihan lokasi yang tepat untuk membangun isoter.
“Penting untuk dibentuk isoter. Sebab, kami mencatat aturan PPKM Level 4 sebelumnya, tidak terlalu efektif menekan angka kasus,” bebernya.
Meskipun kini turun Level 3, pembentukan isoter sangat penting. Diantaranya untuk mengurangi risiko tidak disiplinnya isolasi mandiri, yang bisa berdampak pada penularan di lingkungan sekitarnya. Isoter juga mempermudah Tim Satgas COVID-19 Kecamatan dalam mengawasi pasien yang sedang menjalani isolasi.
Namun, pemilihan lokasi isoter kurang tepat juga bisa berdampak buruk bagi pasien, nakes maupun warga yang tinggal di sekitar lokasi isoter. Belum lagi fasilitas di lokasi yang kurang memadai, seperti sarana sanitasi yang tidak cukup.
“Ini tentu akan menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Berau untuk membentuk isoter,” jelas Iswahyudi.
Selain pembentukan isoter, lanjut Iswahyudi, isolasi mandiri juga bisa dilaksanakan. Sebab, tidak semua tempat akan cukup jika semuanya harus masuk di isoter.
“Untuk pasien yang menjalani isoman, tentu juga harus mendapat support dari banyak pihak. Jadi diharapkan agar masyarakat sekitarnya tidak merundung atau mengucilkan warga yang isoman. Justru seharusnya memberi support,” tegasnya.
Menurut Iswahyudi, jika di salah satu kawasan banyak penularan, pihak RT maupun Satgas terkecil bisa menerapkan lockdown kecil untuk mengantisipasi penyebaran. Namun, inisiatif tersebut masih kurang, melihat kemungkinan hal-hal yang dipertimbangkan.
“Pemkab Berau pasti akan mempertimbangkan yang tepat ya, perlu proses,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Tim
Editor : Indra