BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Kasus COVID-19 di Kabupaten Berau terus meningkat. Namun, masih ada masyarakat yang menganggap sepele bahkan tidak mempercayai penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu.
Hal tersebut diutarakan Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, dr Robert Naiborhu dalam Live Press Conference bertajuk ‘Suara Nakes Berau, COVID-19 Fakta Atau Rekayasa?’ di Ruang Press Conference Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Selasa (12/1/2021).
“COVID-19 itu nyata adanya. Namun masyarakat masih banyak yang tidak percaya,” ujarnya.
Ia menyebut, ketidakpercayaan masyarakat berasal dari gejala yang dialami tiap penderita COVID-19 yang berbeda. Bahkan ada yang tidak bergejala. Hal ini menimbulkan stigma negatif di masyarakat yang menyebut semuanya sengaja di COVID-kan.
“Makanya ada yang bilang kalau sakit jangan ke rumah sakit, nanti bakal di vonis positif COVID-19,” ungkapnya.
Ia menyebut, gejala yang dialami tiap pasien berbeda, mulai dari gejala ringan hingga gejala berat.
“Gejala ringan itu seperti batuk pilek ringan, berdahak dan indra penciumannya tidak berfungsi dengan baik,” ungkapnya
Sedangkan gejala dapat berupa sesak napas makin berat, otot pernapasan mulai capek. Hingga menimbulkan acute respiratory distress syndrome (ARDS) yang bisa menyebabkan payah napas.
“Jika kondisi terus memburuk, bisa saja terjadi gagal napas,” bebernya.
Robert mengatakan, ada juga yang tidak bergejala sama sekali, tapi pas diperiksa ternyata positif COVID-19. Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan terhadap paru-paru pasien.
Ada tiga macam gejala pada paru-paru, yakni gejala normal, sedang dan berat. Disebut gejala normal apabila saat rontgen bagian dalam paru-paru berwarna hitam, yang artinya penuh dengan udara. Untuk gejala sedang, paru-paru terlihat seperti berkabut putih yang menandakan pasien kesulitan bernapas.
“Sedangkan gejala berat adalah paru-paru yang hampir seluruhnya berwarna putih saat di rontgen. Yang artinya pasien sesak napas karena udara yang dipompa oleh paru-paru sangat sedikit,” bebernya.
“Saat ini, pasien positif yang dirawat di dominasi dengan gejala ringan hingga sedang,” ujarnya.
Menanggapi terkait banyaknya pasien COVID-19, Tim Surveilans RSUD dr Abdul Rivai, Dani Apriatmaja menyebut, ruangan di rumah sakit saat ini penuh. Ada 394 pasien COVID-19 yang dirawat disana
“Ruang Dahlia dan Teratai telah terisi penuh. ICU Teratai berisi 1 pasien, sedangkan UGD COVID-19 berisi 4 pasien. Sedangkan UGD Umum ada 2 pasien,” ungkapnya.
“Setiap harinya, ada 4 sampai 6 pasien bergejala sedang-berat dengan rapid reaktif yang dikirim ke UGD COVID-19,” bebernya.
Penulis : Sofy