TANJUNG REDEB – Bumi Batiwakkal kini mulai bisa bernafas lega, pasalnya berdasarkan peta sebaran kasus Covid-19 Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Berau masuk dalam zona kuning, bersama dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menyebut, berdasarkan indikator dari provinsi, Zona kuning artinya kasus terkonfirmasi yang masih dirawat berada di bawah dari 25 kasus, sedangkan zona merah jika yang dirawat masih lebih dari 50 orang.
“Sedangkan indikator zona berdasarkan pusat itu ada banyak, ada 15 indikator yang harus dinilai. Selain jumlah kasus, juga tingkat kematian, tingkat kesembuhan kemudian kelengkapan prasarana dan lain sebagainya. Ini juga dievaluasi pusat tiap seminggu sekali,” ungkapnya kepada awak media, Selasa (20/10/2020).
“Kalau dilihat dari data pusat, kita dalam posisi risiko rendah atau kuning. Karena tingkat kematian hanya 1,1 % dan kesembuhan sekitar 90 persen lebih,” tambahnya.
Sedangkan indikator zona merah di tingkat kecamatan yang ada di Kabupaten Berau yaitu jika ada didaerah tersebut yang masih ada terkonfirmasi. Saat ini masih ada sekitar 5 kecamatan yang masih zona merah. Diantaranya adalah Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung, Biatan dan Teluk Bayur.
Dirinya menyebut, kasus yang ada saat ini sebagian besar berasal dari kasus perjalanan. Yang kedua adalah kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat masih rendah.
“Pelaku perjalanan yang emang sulit dihindari, terutama yang habis bepergian dari Samarinda, Balikpapan, Jakarta dan Surabaya. Itukan rata-rata masih merah. Jadi orang yang dari sana berpotensi besar untuk tertular. Sehingga kalau dia pulang, dia harus hati-hati, jangan menularkan dulu, itu yang penting,” bebernya.
Iswahyudi mengatakan, kunci utama agar Berau segera terbebas dari Covid-19 adalah kesadaran masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan.
Apa saja? Sederhana sebetulnya. Pakai masker, jaga jarak, jangan terlalu sentuhan fisik. Kalau itu bisa diijaga, terutama pelaku perjalanan. Datang dari perjalanan, dia tidak terlalu kontak orang lain dulu, karantina dulu hingga 2 minggu sampai dia yakin bahwa dia tidak sakit, kalau itu bisa dijaga, maka Berau ini akan aman.
“Jangan sampai pelaku perjalanan itu begitu datang, merasa sehat, belum tau kondisinya dia sudah bergaul sana sini, termasuk dengan keluarganya. Pada saat hari kelima, dia sakit tapi terlanjur bersentuhan dengan banyak orang. Itu bisa saja menyebabkan klaster baru, seperti klaster keluarga,” tambahnya.
Dirinya menyebut, jika ada satu orang yang menularkan, maka akan timbul klaster yang bisa saja lebih dari 10 orang bahkan lebih.
“Seperti di Batu Putih, itu hanya dua orang yang bergejala, positif satu orang, kemudian menjadi banyak,” tutupnya.
Penulis : Sofy
Editor : Tim