BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Dibuat heboh dengan beredar berita terkait adanya seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu Sandra (41) meninggal dunia saaat mengantri minyak Goreng (Migor) di Alfamidi Kecamatan Teluk Bayur pada Sabtu (12/3/2022) kemarin.
Mendapat tanggapan serta klarifikasi dari pihak Polres Berau dan pihak Keluarga, yang menggelar Konferensi Pers pada Senin (14/3/2022), sekitar pukul 08.30 WITA di Mapolres Berau
Hadir dalam Konferensi Pers tersebut, Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono didampingi Kapolsek Teluk Bayur, AKP Kasiyono beserta suami korban, Budianto dan ketua RT Kelurahan Teluk Bayur, Johansyah.
Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono menjelaskan, terkait berita yang beredar di tengah masyarakat kemarin, wajib di luruskan . Begitu juga, dengan kronologi meninggalnya korban serta mengklarifikasi pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta.
“Berita yang kemarin beredar terkait dengan masalah antrian ini harus kami lakukan klarifikasi, karena tidak sesuai fakta yang ada di lapangan. Dan saat ini, Polres Berau telah pemeriksaan 4 orang saksi,” ungkap AKBP Anggoro Wicaksono.
Dijelaskan Kapolres Berau, kronologis singkat kejadian perkara yang terjadi pada pagi hari, Sabtu (12/3/2022) kemarin, korban pada saat itu hendak membeli minyak goreng di Alfamidi, jarak dari rumah korban dan tempat kejadian kurang lebih 85 meter.
Korban jalan menuju Alfamidi, saat tiba di depan Alfamidi, korban duduk dan sempat didatangi oleh sepupu dari ketua RT Kelurahan Teluk Bayur.
Korban pada saat itu mengeluhkan dadanya yang sesak dan tidak selang berapa lama korban mengalami kejang-kejang dan sesak, kemudian dibawa ke rumah sakit. Namun saat tiba di rumah sakit korban telah dinyatakan meninggal dunia.
“Jadi berita yang ada dimasyarakat,adanya kerumunan serta antrian yang menjalar, saya katakan hal tersebut tidak benar. Kami memiliki bukti yang ada di TKP yang menunjukan bahwa masyarakat pada saat itu datang ke Alfamidi, menunggu di sekitar lokasi. Tidak ada antrian saya katakan,”jelas Kapolres .
“Ada sekitar 25 orang yang datang ke TKP pada saat itu hendak membeli minyak goreng. Mereka pada saat itu menunggu di sekitar Alfamidi, jadi jika ada pemberitaan yang menunjukan antrian serta kerumunan saya pastikan itu tidak benar,”tegas Kapolres.
Disisi lain, Suami korban, Budianto meminta kepada pihak pers agar dapat mengklarifikasi kembali berita yang beredar mengenai korban. Karena berita tersebut mempengaruhi kondisi dari keluarga Budianto.
“Saya meminta tolong kepada pihak pers untuk mengklarifikasi lagi berita yang beredar, karena saya dan keluarga saya miris jika melihat pemberitaan yang memberitakan istri saya,” ujar Budianto.
Budianto mengklarifikasi bahwa pemberitaan mengenai korban yang meninggal akibat kerumunan adalah tidak benar karena sesungguhnya korban memiliki riwayat penyakit asma.
“Jadi saya mohon untuk para media agar tidak memberitakan informasi yang tidak benar apalagi yang menunjukan seolah-olah istri saya meninggal akibat antrian yang padat. Saya klarifikasi sekali lagi bahwa istri tidak meninggal akibat berdesak-desakan, melainkan karena asma nya yang kambuh saat ingin membeli minyak di depan Alfamidi,”pungkasnya.
Penulis : Ingka
Editor : Sofy