BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Kebersihan di Pulau Derawan patut diperhatikan. Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Berau Sa’ga menyampaikan, hal tersebut lantaran Pulau Derawan merupakan salah satu objek wisata di Bumi Batiwakkal.
Dikatakannya, masyarakat Kampung Pulau Derawan, Kecamatan Pulau Derawan, Berau, biasanya membuang sampah ke laut atau langsung membakarnya. Selain itu, sampah kiriman juga turut menambah tumpukan. Sebab, Pulau Derawan berada dekat dengan beberapa muara sungai.
“Bahkan, sampah dari Kaltara atau daerah Kalimantan yang lain juga ada yang mengarah ke Derawan. Masyarakat biasa menyebutnya kampar,” bebernya.
Tumpukan sampah kiriman tidak hanya terjadi di Pulau Derawan. Namun pulau lainnya seperti Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki dan Pulau Maratua juga tak luput dari sampah kiriman.
“Selain sampah kiriman, sampah dari pengunjung atau wisatawan juga terkadang membuang sampah langsung ke laut,” ucapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kampung Pulau Derawan bekerjasama dengan Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, dalam hal penanganan sampah. Sampah yang ada di Pulau Derawan akan dibawa ke Tanjung Batu, sebab tempat pembuangan akhir ada disana.
“Jadi, setiap harinya ada kapal yang khusus untuk membawa sampah dari Pulau Derawan ke Tanjung Batu untuk dibuang kesana,” ujarnya.
“Kapal pengangkut sampah itu disewa oleh kampung dan dibantu DLHK Berau menggunakan ADK. Kegiatan ini sudah dilakukan selama 2 tahun,” tambahnya.
Namun, lanjutnya, lokasi pembuangan sampah di Tanjung Batu, menurut DLHK Berau tidak memungkinkan. Lantaran berada di daerah mangrove.
“Sekarang diminta dipindahkan sesuai usulan pada saat Musrenbang,” ujarnya.
Sa’ga berharap pemerintah memberikan perhatian terkait penanganan sampah. Diantaranya dengan memprioritaskan tempat pembuangan sampah.
Ia mengatakan, semoga anggaran di tahun 2022 dapat lebih banyak untuk penganggaran pembebasan lahan untuk pembuangan sampah di Tanjung Batu.
“Bila bisa TPS (tempat pembuangan sampah) diprioritaskan,” tutupnya.
Penulis : Tim
Editor : Sofy