BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Menyikapi kematian puluhan babi di Kampung Maluang dan Pribau, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau yang positif terserang virus African Swine Fever (ASF), Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong ingin kejadian ini sebagai bahan evaluasi pemerintah.
Pasalnya, para peternak mengalami kerugian yang tidak sedikit dari kematian yang mencapai 78 ekor babi di beberapa kampung itu.
Sementara itu, sesuai dengan laporan Dinas Pertanian dan Peternak (Distanak) Berau, ASF sendiri bisa menyebabkan kematian babi hingga 100 persen.
Penyakit ini juga baru terjadi untuk kali pertama di wilayah Berau, maupun Kalimantan Timur.
“Saya harap ini menjadi bahan evaluasi dari penanganan ternak di Kabupaten Berau, tidak hanya untuk ternak babi saja, yang lainnya juga. Sebab sadah ada kasus kematian yang tidak sedikit,” jelasnya, Selasa (25/5/2021).
Feri mengakui setelah berdiskusi dengan pihak terkait, salah satu upaya untuk menekan kematian 100 persen itu, beberapa ternak babi yang dicurigai dan mengalami gejala ASF terpaksa harus dihabisi sebelum menular ke beberapa ternak lainnya.
Tetapi untungnya, penyakit itu tidak menular ke manusia.
Meski akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, pemusnahan itu mendapatkan dukungan untuk memutus mata rantai virus tersebut.
Sedangkan kandang yang digunakan minimal 3 bulan kembali baru bisa digunakan.
“Ada yang dalam satu kandang secara bersamaan hidup sebanyak 40 ekor, kerugian itu pasti sangat besar sekali,” terangnya.
Selain itu, pemerintah diharapkan bisa meringankan kerugian dari para peternak dengan memberikan bibit ternak babi yang unggul.
Feri menjelaskan bibit unggulan di dalam usaha nantinya bisa memberikan keuntungan kembali dan meringankan kerugian para peternak dan memperbaiki ekonomi mereka.
Pihaknya juga berkomunikasi dengan provinsi untuk memberikan bantuan bibit.
Lanjutnya, dia berharap Distanak Berau bisa gencar mensosialisasikan penyakit ASF ini kepada peternak babi lainnya di daerah lain diluar Kampung Maluang dan Paribau.
Begitu juga dengan pemberian pakan babi yang sehat dan memperhatikan betul kandang agar terhindar dari penyakit yang menyebabkan kerugian.
“Kedepannya saya harap ada pengawasan yang lebih ketat, agar daerah lain yang beternak babi tidak ikut-ikutan terdampak dan terserang penyakit yang sama, saya rasa sudah cukup rugi banyak,” pungkasnya.
Penulis: Sofy
Editor: Tim