BERAUVISION.COM, TANJUNG REDEB – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau baru saja menggelar seminar dengan tema pelaksanaan FPIC/PADIATAPA Tahap II Dalam rangka pengambilan persetujuan dari desa untuk mendukung program FPIC-Carbon Fund pada Desa atau Kampung di Provinsi Kalimantan Timur, yang berlokasi di Ballroom Hotel Palmy Exclusive, Kemarin.
Kepala DPMK Berau Ilyas Natsir menuturkan, kegiatan ini untuk meminta persetujuan dan kerjasama dari desa dan kampung.
“berupaya agar kampung-kampung membantu penurunan emisi karbon,” ujarnya.
Emisi karbon (buangan) gas karbon yang berarti gas-gas yang keluar dari hasil pembakaran yang mengandung karbon seperti pembakaran dari bensin, solar, kayu, daun, gas LPG dan lain-lain.
Emisi karbon yang semakin tinggi
Mengakibatkan pencairan di kutub sehingga menyebabkan cuaca yang ekstrim.
“Kita ini membantu bagaimana caranya agar tidak terjadi cuaca ekstrim karena peningkatan emisi itu,” lanjutnya.
Masyarakat pedesaan dan kampung dapat membantu penurunan emisi karbon, dengan cara memanfaatkan hasil hutan tanpa melakukan penebangan liar.
“Jadi pemanfaatan itu tidak memotong kayu tetapi mengambil dari bagian pohon seperti madu atau rotan yang bisa dimanfaatkan. Ini dilakukan untuk mengurangi pemanasan global,” ungkapnya.
Jika provinsi Kaltim dapat membantu melakukan penurunan emisi ini, akan ada penghargaan yang diberikan dari organisasi dunia. Namun harus dengan basis kinerja dan membuahkan hasil.
Tidak hanya mendapatkan penghargaan, kita juga bisa memberikan kebaikan, untuk bumi yang kita pijak, dan seluruh makhluk hidup yang ada.
Mekanisme untuk menurunkan emisi karbon ini dibutuhkan kerja sama dari masyarakat terutama masyarakat kampung melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) agar dapat berjalan dengan maksimal.
Ilyas berharap agar kita semua dapat sadar bahwa efek emisi ini sangat besar sehingga dapat menimbulkan pemanasan global.
“Oleh karena itu kita semua masyarakat Indonesia maupun dunia dapat mendukung program ini,” tutupnya. (Adv)
Penulis: Dewi