BERAUVISION.COM, TANJUNG REDEB – Gabungan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Berau Bergerak (Ambur) menggelar aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law ldan sejumlah permasalahan daerah di depan Kantor DPRD Berau, Senin (12/10/2020).
Mengantisipasi terjadinya tindakan anarkis, personel gabungan yang terdiri dari Polres Berau dan Kodim 0902/Trd dikerahkan.
Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning mengatakan kepada para mahasiswa yang melakukan aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
“Ini tentu tidak hanya akan merugikan mahasiswa sendiri, namun juga akan merugikan masyarakat sekitar apabila terjadi tindakan anarkis,” kata Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning.
Dirinya juga mengatakan semua ijin keramaian tidak akan dikeluarkan selama masa pandemi Covid-19.
“Dikhawatirkan nanti jika ada salah satu diantaranya ada yang positif (Covid-19), tentu akan menulari yang lain. Melakukan tracking pun akan sangat sulit, karena belum tentu antara yang terjangkit dan menjangkiti saling kenal,” ungkapnya.
Kapolres juga menegaskan selama pengamanan, tidak ada satupun personelnya yang membawa senjata api/ senjata tajam.
Bukan hanya alasan kamtibmas, situasi ini juga dikhawatirkan dengan persoalan yang lain: pandemi Covid-19.
“Tidak perlu berkerumun untuk melakukan penolakan. Kalau ada satu yang terpapar, besar kemungkinan semua terpapar,” katanya.
Untuk menghindari hal itu, Kapolres berpesan kepada agar buruh dan mahasiswa untuk memperhatikan hal-hal yang dapat mengancam kesehatan. Bukan hanya kesehatan pribadi, namun juga kesehatan orang banyak.
“Saat ini Indonesia sedang melawan Covid-19. Jadi mari kita bersama-sama memutus penyebarannya,” ujarnya.
Dirinya mengingatkan adanya Peraturan Bupati (Perbup) Berau Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Dalam Perbup itu tertulis jelas sanksi jika melakukan pelanggaran protokol kesehatan.
“Sayang kalau kena sanksi. Lebih baik diselesaikan dengan cara diskusi,” ungkapnya.
Menurutnya, diskusi dinilai lebih efektif dibandingkan berorasi dengan massa yang banyak.
“Selain aspirasi bisa tersampaikan dengan baik, tindakan anarkis dan provokasi bisa terhindari,” pungkasnya.
Penulis : Sofy
Editor : Tim