TANJUNG REDEB, BerauOnline.com – Menurut Direktur Perusahaan umum daerah (Perumda) Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mengatakan, perjalanan hingga bisa sampai ke tahap saat ini merupakan anugerah terbesar dari Tuhan YME. Tahun kedua menjalani tugas sebagai Direktur yakni tahun 2020, PDAM Tirta Segah berubah nama menjadi Perumda Air Minum Batiwakkal yang disertai pula pembenahan di berbagai aspek kinerja.
Hal tersebut sesuai dengan Amanah PP 54 tahun 2017. Dalam hal ini PDAM Tirta Segah termasuk pionir dibandingkan PDAM lain yang belum segera berubah nama dan bentuk dari PDAM menjadi Perumda.
Bersyukurnya lagi kini dengan jumlah pelanggan 37.967 SR, pendapatan Perumda Batiwakkal sudah jauh meningkat dari Rp 44,5 miliar di tahun 2019 meningkat menjadi Rp 56,7 miliar pada 2020, kemudian mencapai Rp 64 miliar tahun 2021, lalu 2022 terus meningkat mencapai Rp 71,5 miliar dan kembali bisa meningkatkan pendapatan di tahun 2023 yakni mencapai Rp 75,4 miliar.
“Alhamdulillah, perusahaan terus melangkah maju terlihat dari pendapatan yang terus meningkat meskipun tarif belum mengalami penyesuaian sejak tahun 2011 silam. Dengan pendapatan inilah kita menutupi subsidi kepada pelanggan yang harus kita tanggung akibat ada selisih harga dari harga pokok produksi dengan tarif sekitar Rp 204,-,” ungkapnya.
Berdasar Evaluasi Kinerja oleh BPKP tarif rata-rata pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 4.747/m3 padahal Harga Pokok Produksi masih Rp 4.951/m3. Jika kerugian Rp 204/m3 ini dikalikan dengan total air terjual tahun 2022 sebesar 13.225.693 m3 maka total subsidi ke pelanggan sekitar Rp 2,7 miliar selama setahun. Subsdi ini ditangggung oleh Perumda Batiwakkal sepenuhnya.
“Darimana dananya kita ambilkan? Tentu dari biaya pemasangan sambungan baru yang selama ini menutupi kerugian akibat dari rendahnya tarif. Pernah memang ada yang menyarankan agar perusahaan kami dapat laba banyak, sebaiknya dilakukan efisiensi biaya, padahal kita sudah lumayan efisien,” ujarnya lagi.
Sekedar pebandingan untuk menghasilakan 1 m3 air Perumda Batiwakkal tambahnya, perlu Rp 4.951,- sementara Kutai Timur perlu Rp 8.321,-. Atau bandingkan dengan Samarinda Rp.6.172,-. Bayangkan jauh lebih efisiennya Kabupaten Berau.
“Mungkin bisa saja kita efisienkan lagi biayanya dengan cara kita alirkan satu hari dan libur satu hari? Hehehe tentu bukan ini yang kita perlu lakukan karena tujuan pendirian Perumda Air Minum bukan sekedar laba tapi lebih kepada pelayanan. Semoga semuanya setuju ya. Dan hasilnya, selain tetap memberikan pelayanan prima ke masyarakat selaku pelanggan, perusahaan tetap sehat dan juga diamanahi mendapat prestasi,” imbuh Saipul Rahman. (NH)