BERAUONLINE.COM, TANJUNG REDEB – Badan Pusat Statistik (BPS) Berau mencatat ekonomi Berau tumbuh 3,95 persen pada tahun 2022. Lebih lambat dibandingkan 2021, yakni 5,36 persen.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Berau itu berasal dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 60,16 Triliun. Lalu PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) di 2010 sebesar Rp 29,94 Triliun.
“Ini adalah angka yang sudah kami himpun,” jelasnya saat pers rilis.
Dengan adanya pertumbuhan tersebut, Kabupaten Berau menempati posisi keenam di wilayah Kalimantan Timur. Dengan pertumbuhan berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim 2022 yang mencapai 4,48 persen.
Berau juga menyumbang 6,53 persen pertumbuhan ekonomi Kaltim dengan posisi puncak ditempati Kabupaten Penajam Paser Utara dengan pertumbuhan sebesar 14,49 persen.
“Jadi Berau ada di posisi keenam dan untuk yang teratas itu ada di Kabupaten Penajam Paser Utara,” terangnya.
Kondisi perekonomian Berau, dijelaskannya diukur melalui angka PDRB baik menurut lapangan usaha maupun pengeluaran, yang dinyatakan dalam dua metode pengukuran yaitu PDRB ADHK dan PDRB ADHB.
“Kalau menurut PDRB lapangan usaha, walaupun kondisi ini menunjukkan perlambatan kinerja perekonomian dibanding 2021 lalu, namun secara keseluruhan untuk 17 lapangan usaha, mengalami pertumbuhan positif,” jelasnya.
Jika berkaca pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Berau memang lebih tinggi yakni di angka 5,36 persen. Tetapi, bukan berarti di 2022 ini mengalami penurunan. Hanya saja mengalami perlambatan kinerja perekonomian.
“Karena di 2022 aktivitas ekonomi nasional maupun dunia semakin membaik pasca pandemi Covid-19, sehingga turut berdampak positif pada perekonomian Berau, dan semoga saja perekonomian semakin meningkat lagi” tuturnya.
Untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian, yang merupakan penggerak utama perekonomian Berau. Dirinya menyebut mengalami perlambatan pertumbuhan dari 7,04 persen di tahun 2021 menjadi 3,31 persen pada tahun 2022.
Kontribusi tiap komponen pengeluaran terhadap PDRB sepanjang tahun 2020 hingga 2022, pengeluaran paling besar berada pada komponen pengeluaran ekspor neto, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PK-RT). (Adv)
Penulis : Tim
Editor : Indra